Implementasi Pengembangan Kecakapan Kala 21 Dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp)

Berikut ini yaitu berkas terkena Implementasi Pengembangan Kecakapan Abad 21 dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Download file format  PDF.

 Berikut ini yaitu berkas terkena Implementasi Pengembangan Kecakapan Abad  Implementasi Pengembangan Kecakapan Abad 21 dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Implementasi Pengembangan Kecakapan Abad 21 dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Implementasi Pengembangan Kecakapan Abad 21 dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas terkena Implementasi Pengembangan Kecakapan Abad 21 dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP):


IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KECAKAPAN ABAD 21 DALAM PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dasar Pendidikan Nasional di Indonesia yaitu Pancasila dan Undang-­Undang Dasar RI Tahun 1945 yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia, menyerupai yang dijelaskan dalam Undang-­undang atau peraturan-­peraturan, antara lain;
  1. Undang-‐Undang Dasar 1945, Bab III Pasal 4 yang menyatakan bahwa, “Pendidikan dan Pengajaran berdasarkan atas asa-­‐asas yang termaktub dalam Pancasila, Undang-­Undang Dasar RI dan kebudayaan bangsa Indonesia”; 
  2. Tap MPR Nomor II/MPR/1993 wacana GBHN dalam Bab IV bab Pendidikan:“Pendidikan Nasional (yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-­Undanf Dasar 1945”; dan 
  3. Undang-­undang RI No 20 Tahun 2003 wacana Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-‐Undang Dasar 1945.

Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional dituangkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 wacana Sisdiknas pasal 3 yang berbunyi:“Pendidikan nasional berfungsi berbagi kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi penerima didik biar menjadi insan yang diberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, diberilmu, cakap, kreatif, berdikari dan menjadi masyarakat Negara yang demokratis serta bertanggung jawaban”.

Memperhatikan Dasar, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan Nasional di atas, intinya pendidikan di Indonesia ialah pendidikan berkarakter yang unik sesuai dengan budaya Indonesia, tetapi sangat sejalan dengan tuntutan kecakapan Abad 21 dengan segala tantangannya. Abad 21 ialah era yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga menuntut sumber daya insan sebuah negara untuk menguasai aneka macam bentuk keterampilan, termasuk keterampilan berpikir kritis dan pemecahan kasus dari aneka macam permasalahan yang semakin meningkat. melaluiataubersamaini kata lain, aneka macam keterampilan dalam bingkai ilmu pengetahuan dan teknologi yang perlu dikuasai oleh SDM, menjadi kata kunci bagi sebuah bangsa untuk turut serta dalam percaturan dunia. Hasil pendidikan di Indonesia secara keilmuan masih dibawah negara berkembang lainnya, contohnya dalam hasil PISA tahun 2012 yang menyatakan bahwa lebih banyak didominasi penerima didik di Indonesia pada usia 15 tahun belum mempunyai literasi dasar (membaca, matematika, sains),maka masih diharapkan perbaikan atau pembaharuan sistem pendidikan di Indonesia.

Salah satu perjuangan yang dilakukan Pemerintah pada dikala ini yaitu dengan menggulirkan Kurikulum 2013 yang ialah kurikulum Nasional dengan terus menerus diperbaharui biar selaras dengan tuntutan Pendidikan Global dan tidak menyimpang dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Meskipun demikian, masih banyak permasalahan dalam dunia pendidikan di Indonesia antara lain terkait dengan;
  1. pemerataan dan keseteraan pendidikan,
  2. mutu dan relevansi berkelanjutan, dan 3) birokrasi, tata kelola dan akuntabilitas.

Salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu melalui pembelajaran oleh guru di dalam maupun di luar kelas. Agar guru memahami bagaimana mengimplementasikan kecakapan Abad 21 dalam pembelajaran, maka Direktorat Pembinaan Sekolah Menengan Atas menyusun naskah “Model Implementasi Kecakapan Abad 21 dalam Pembelajaran” yang sanggup dijadikan sebagai rujukan.

Tujuan
  1. Meningkatkan watak dan profesionalisme guru untuk memenuhi tuntutan pengembangan kecakapan Abad 21.
  2. Meningkatkankompetensi dan kinerja guru dalam dalam merencanakan dan mengelola pembelajaran yang mendidik, dan memfasitasi penerima didik menguasai kecakapan hidup era 21.

Samasukan
Guru, kepala sekolah, pengawas, dan penyelenggara pendidikan lainnya.

Hasil yang diharapkan
  1. Menguatnya watak dan profesionalisme guru untuk memenuhi tuntutan pengembangan kecakapan/karakter era 21.
  2. Meningkatnyakompetensi dan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran yang mendidik, dan memfasitasi penerima didik dalam menguasai karakter/kecakapan era 21.

Landasan Hukum
  1. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2015 Tentang Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
  2. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
  3. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
  4. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
  5. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

BAB II. PEMBELAJARAN ABAD 21
Pendidikan ialah suatu kebutuhan yang sangat diharapkan oleh tiruana insan di seluruh dunia. Seperti dijelaskan dalam Bab I, secara ilmu pengetahuan Indonesia ialah negara berkembang yang masih tertinggal dari negara berkembang lainnya. Meskipun demikian, pendidikan di Indonesia mempunyai kelebihan dibanding negara-­negara tersebut atau negara maju lainnya dengan dasar pendidikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada budaya bangsa yang mengedepankan huruf yang sangat diharapkan dalam menghadapi tantangan Abad 21. Pembelajaran Abad 21 ialah pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi.

Literasi menjadi bab terpenting dalam sebuah proses pembelajaran, penerima didik yang sanggup melaksanakan kegiatan literasi dengan terbaik tentunya akan mendapat pengalaman mencar ilmu lebih dibanding dengan penerima didik lainnya. Pembelajaran akan meletakkan dasar dan kompetensi, pengukuran kompetensi dengan urutan LOTS menuju HOTS. Proses pembelajaran akan dimulai dari suatu hal yang praktis menuju hal yang susah. melaluiataubersamaini penilaian LOTS akan menjadi tangga bagi penerima didik untuk meningkatkan kompetensi menuju seseorang yang mempunyai pola pikir kritis. Seseorang yang mempunyai kemampuan berpikir kritis, kreatif, kerja sama dan bisa berkomunikasi dengan baik akan meningkat pula karakternya, sehingga keilmuan dan kompetensi yang dikuasainya akan menjadikannya mempunyai sikap/karakter yang bertanggungjawaban, bekerja keras, jujur dalam kehidupannya. Seorang penerima didik yang mengalami proses pembelajaran dengan melaksanakan kegiatan literasi pembelajaran dan guru mempersembahkan penguatan huruf dalam proses pembelajaran dengan urutan kompetensi dari LOTS menuju kompetensi HOTS akan menghasilkan lulusan yang mempunyai huruf dan kompetensi.
  1. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 bertujuan berbagi bakat, minat, dan potensi penerima didik biar berkarakter, kompeten dan literat. Untuk mencapai hasil tersebut diharapkan pengalaman mencar ilmu yang bervariasi mulai dari yang sederhana hingga pengalaman mencar ilmu yang bersifat kompleks. Dalam kegiatan tersebut guru harus melaksanakan pembelajaran dan penilaian yang relevan dengan karakteristik pembelajaran era 21.
  2. Pembelajaran dalam setiap mata pelajaran terkait dengan kompetensi dan konteks yang harus memacu penerima didik untuk mempunyai ketrampilan berpikir dari yang sederhana (LOTS) menuju proses berpikir tingkat tinggi (HOTS).
  3. Kegiatan pembelajaran tersebut tidak sanggup sekaligus dilaksanakan, tetapi bertahap ada perubahan. Dari kapasitas LOTS yang banyak bertahap dikurangi dan menambah kapasitas HOTS, sehingga pada hasilnya kapasitas HOTS menjadi huruf penerima didik.
  4. Melalui pembelajaran tersebut pada hasilnya sanggup mengahasilkan lulusan yang berkarakter, kompeten dan literat untuk siap menhadapai tantangan Abad 21.

Pilar Pendidikan
Pilar pendidikan ialah soko guru pendidikan. Unesco mempersembahkan empat pilar pendidikan yang terdiri atas Learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together in peace. Tetapi untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasinal, tidak cukup dengan empat pilar tersebut, maka dalam pendidikan di Indonesia ditambah dengan dengan pilar pendidikan “Belajar untuk memperkuat keimanan, ketakwaan, dan watak mulia”.

Berikut uraian masing-­masing pilar pendidikan tersebut:
  1. Belajar untuk mencari tahu (learning to know); Belajar untuk mencari tahu terkait dengan cara mendapat pengetahuan melaluipenerapan media atau alat yang ada. Media bisa berupa buku, orang, internet, dan teknologi yang lainya. Implementasinya untuk mencari tahu tersebut di Indonesia sudah berjalan melalui proses mencar ilmu membaca, menghafal, dan mendengarkan, baik yang terjadi di dalam kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Belajar untuk mengerjakan (learning to do); Belajar untuk melaksanakan atau berkarya, hal ini tidak terlepas dari mencar ilmu mengetahui lantaran perbuatan tidak terlepas dari ilmu pengetahuan.Belajar untuk melaksanakan atau berkarya ialah upaya untuk senantiasa melaksanakan dan latihan keterampilan untuk keprofesionalan dalam bekerja.Terkait dengan pembelajaran didalam kelas, maka mencar ilmu untuk mengerjakan ini sangat diharapkan tes keterampilan bagaimana penerima didik sanggup memakai pengetahuan wacana konsep atau prinsip mata pelajaran tertentu dalam mata pelajaran lainnya atau dalam kehidupannya sehari-hari.melaluiataubersamaini demikian penerima didik mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang sanggup menghipnotis kehidupannya dalam menentukan pilihan kerja yang ada di masyarakat.
  3. Belajar untuk menjadi (learning to be); Belajar untuk menjadi atau berkembang utuh, mencar ilmu untuk menjadi atau berkembang secara utuh berkaitan dengan tuntutan kehidupan yang semakin kompleks sehingga dibutuhkan suatu huruf pada diri individu.Belajar menjadi pribadi yang berkembang secara optimal yang mempunyai kesesuaian dan keseimbangan pada kepribadianya baik itu moral, intelektual, emosi, spiritual, maupun sosial. Sehingga dalam pembelajaran, guru mempunyai kewajiban untuk berbagi potensi penerima sesuai dengan talenta dan minatnya biar penerima didik tersebut sanggup menentukan pilihannya, terlepas dari siapa dan apa pekerjaanya, tetapi yang penting yaitu beliau menjadi sosok yang pribadi mempunyai keunggulan.
  4. Belajar untuk berhidupan bersama dalam kedamaian (learning to live together in peace); Belajar hidup bersama ini sangat penting, lantaran masyarakat yang beragam, baik dilihat dari latar belakang, suku, ras, agama, etnik, atau pendidikan. Pada pembelajaran, penerima didik harus memahami bahwa keberagaman tersebut bukan untuk dibeda-­‐bedakan, akan tetapi dipahamkan bahwa keberagaman tersebut tergabung dalam suatu lingkungan masyarakat. Oleh lantaran itu saling memmenolong dan menghargai satu dengan yang lainya sangat diharapkan biar tercipta masyarakat yang tertib dan aman, sehingga setiap individu sanggup mencar ilmu dan hidup dalam kebersamaan dan kedamaian.
  5. Belajar untuk memperkuat keimanan, ketakwaan, dan watak mulia; Pilar yang ini spesialuntuk terdapat dalam secara tersirat dalam pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-­Undang Nomor 20 tahun 2003 wacana Sisdiknas yang menyatakan bahwa salah satu Tujuan Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi penerima didik biar menjadi insan yang diberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, diberilmu, cakap, kreatif, berdikari dan menjadi masyarakat Negara yang demokratis serta bertanggung jawaban. Implementasi dari pilar tersebut diwujudkan secara pribadi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan mata pelajaran PPKN, dan dalam mata pelajaran lain sebagai hasil pembelajaran tidak pribadi melalui pencapaian KI-­1 (Kompetensi Spiritual). 

Pendidikan Abad 21
Pendidikan Abad 21 ialah pendidikan yang mintegrasikan antara kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap TIK. Kecakapan tersebut sanggup dikembangkan melalui aneka macam model pembelajaran berbasis kegiatan yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan materi pembelajaran. Kecakapan yang dibutuhkan di Abad 21 juga ialah keterampilan berpikir lebih tinggi (Higher Order Thinking Skills (HOTS)) yang sangat diharapkan dalam mempersiapkan penerima didik dalam menghadapi tantangan global.

Pada bab ini akan dibahas masing-­masing kecakapan tersebut sebagai diberikut:
  1. Kecakapan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah (Critical Thinking and Problem Solving Skill); Berpikir kritis bersifat mandiri, berdisiplin diri, dimonitor diri, memperbaiki proses berpikir sendiri. Hal itu dipandang sebagai aset penting terstandar dari cara kerja dan cara berpikir dalam praktek. Hal itu memerlukan komunikasi efektif dan pemecahan kasus dan juga komitmen untuk mengatasi perilaku egosentris dan sosiosentris bawaan (Paul and Elder, 2006:xviii ). Berpikir kritis berdasarkan Beyer (1985) adalah: Berpikir kritis yaitu kemampuan 1) menentukan dapat dipercaya suatu sumber, 2) membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan, 3) membedakan fakta dari penilaian, 4) mengidentifikasi dan mengevaluasi perkiraan yang tidak terucapkan, 5) mengidentifikasi bias yang ada, 6) mengidentifikasi sudut pandang, dan 7) mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan. Masih banyak para mahir yang mempersembahkan pengertian atau definisi berpikir kritis ini, tetapi dalam bahasan ini akan disajikan hasil meramu sebagai diberikut. a. Menggunakan aneka macam tipe pemikiran/penalaran atau alasan, baik induktif maupun deduktif dengan sempurna dan sesuai situasi. b. Memahami interkoneksi antara satu konsep dengan konsep yang lain dalam suatu mata pelajaran, dan keterkaitan antar konsep antara suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. c. Melakukan penilaian dan menentukan keputusan secara efektif dalam mengolah data dan memakai argumen. d. Menguji hasil dan membangun koneksi antara informasi dan argumen. e. Mengolah dan menginterpretasi informasi yang diperoleh melalui simpulan awal dan mengujinya lewat analisis terbaik. f. Membuat solusi dari aneka macam bermasalahan non-rutin, baik dengan cara yang umum, maupun dengan caranya sendiri. g. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha menuntaskan permasalahan h. Menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan menuntaskan suatu masalah.
  2. Kecakapan Berkomunikasi (Communication Skills); Komunikasi ialah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, serta keterampilan dengan memakai simbol-­simbol, kata-­‐kata, gambar, grafis, angka, dsb. Raymond Ross (1996) menyampaikan bahwa “Komunikasi yaitu proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa biar memmenolong pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator”. Kecakapan komunikasi dalam proses pembelajaran antara lain sebagai diberikut. a. Memahami, mengelola, dan membuat komunikasi yang efektif dalam aneka macam bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia (ICT Literacy). b. Menggunakan kemampuan untuk mengutarakan ide-­idenya, baik itu pada dikala berdiskusi, di dalam dan di luar kelas, maupun tertuang pada tulisan. c. Menggunakan bahasa mulut yang sesuai konten dan konteks pembicaraan dengan lawan bicara atau yang diajak berkomunikasi. d. Selain itu dalam komunikasi mulut diharapkan juga perilaku untuk sanggup mendengarkan, dan menghargai pendapat orang lain, selain pengetahuan terkait konten dan konteks pembicaraan. e. Menggunakan alur pikir yang logis, terstruktur sesuai dengan kaidah yang berlaku. f. Dalam Abad 21 komunikasi tidak terbatas spesialuntuk pada satu bahasa, tetapi kemungkinan multi-bahasa.
  3. Kreatifitasdan Inovasi (Creativity and Innovation) Creativity is “the achievement of something remarkable and new, something which transforms and changes a field of endeavor in a significant way . . . the kinds of things that people do that change the world.” Guilford (1976) mengemukakan kreatifitas yaitu cara-­cara berpikir yang divergen, berpikir yang produktif, berdaya cipta berpikir heuristik dan berpikir lateral. Beberapa kecakapan terkait kreatifitas yang sanggup dikembangkan dalam pembelajaran antara lain sebagai diberikut. a. Memiliki kemampuan dalam mengembangkan, melaksanakan, dan memberikan gagasan-­gagasan gres secara mulut atau tulisan. b. Bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif gres dan tidak sama. c. Mampu mengemukakan ide-ide kreatif secara konseptual dan praktikal. d. Menggunakan konsep-‐konsep atau pengetahuannya dalam situasi gres dan tidak sama, baik dalam mata pelajaran terkait, antar mata pelajaran, maupun dalam duduk kasus kontekstual. e. Menggunakan kegagalan sebagai wahana pembelajaran. f. Memiliki kemampuan dalam membuat kebaharuan berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki. g. Mampu menyesuaikan diri dalam situasi gres dan mempersembahkan bantuan positif terhadap lingkungan.
  4. Kolaborasi (Collaboration); Kolaborasi dalam proses pembelajaran ialah suatu bentuk kerjasama dengan satu sama lain saling memmenolong dan melengkapi untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu biar diperoleh suatu tujuan yang sudah ditentukan.Kecakapan terkait dengan kerja sama dalam pembelajaran antara lain sebagai diberikut. a. Memiliki kemampuan dalam kerjasama berkelompok. b. Beradaptasi dalam aneka macam kiprah dan tanggungjawaban, bekerja secara produktif dengan yang lain. c. Memiliki tenggang rasa dan menghormati perspektif tidak sama. d. Mampu berkompromi dengan anggota yang lain dalam kelompok demi tercapainya tujuan yangbsudah diputuskan.

Kecakapan Hidup dalam berkarir
Salah satu karakteristik pembelajaran dalam Kurikulum 2013 yaitu harus sanggup mengarahkan penerima didik untuk memahami potensi, minat dan bakatnya dalam rangka pengembangan karir, baik di jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun karir di masyarakat. Oleh alasannya yaitu itu, maka penerima didik harus dipersiapkankan untuk mempunyai kecakapan-­kecakapan yang sesuai dengan tutntutan pekerjaan di Abad 21 antara lain sebagai diberikut:
  1. Memiliki perilaku dan kemampuan untuk menjadi pemimpin dan menjadi yang terdepan dalam diberinisiatif demi menghasilkan aneka macam terobosan-terobosan (Leadership).
  2. Memiliki perilaku bertanggung balasan terhadap seluruh perbuatan yang dilakukan sebagai seorang individu berdikari (Personal Responsibility).
  3. Menghargai dan menjunjung tinggi pelaksanaan etika dalam menjalankan kehidupan sosial bersama (Ethics).
  4. Memiliki sejumlah keahlian dasar yang diharapkan untuk menjalankan fungsi sebagai mahluk individu dan mahluk social (People Skills).
  5. Memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri dan beradopsi dengan aneka macam perubahan yang terjadi sejalan dengan dinamika kehidupan (Adaptability).
  6. Mampu meningkatkan kualitas dirinya melalui aneka macam kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan sehari-­hari (Personal Productivity).
  7. Memiliki alasan dan dasar yang terang dalam setiap langkah dan tindakan yang dilakukan (Accountability).
  8. Memiliki rasa bertanggung balasan terhadap lingkungan kehidupan maupun komunitas yang ada di sekitarnya (Social Responsibility).

Karakteristik profesionalisme guru
Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 wacana Guru dan Dosen, salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi profesional yang mencakup beberapa aspek;
  1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang berkarakter, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
  2. Meningkatkan dan berbagi kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
  3. Bertindak adil dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelabuin, agama, suku, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi penerima didik dalam pembelajaran.
  4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan instruksi etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.
  5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Kompetensi profesional guru tersebut di atas, sangat sesuai dengan tuntutan guru pada pembelajaran Abad 21 yang harus mempunyai kecakapan antara lain sebagai diberikut:
  1. Mampu merancang dan berbagi pengalaman mencar ilmu dan penilaian secara manual dan digital dengan mengintegrasikan aneka macam alat dan sumber mencar ilmu yang relevan untuk mendorong penerima didik biar mempunyai keterampilan berpikir lebih tinggi dan lebih kratif.
  2. Mampu memfasilitasi dan menginspirasi mencar ilmu dan kreatifitas penerima didik sesuai huruf kacakapan yang diharapkan (4K = 4C), yang sanggup dilaksanakan antara lain dengan melibatkan penerima didik dalam menggali interkoneksi antara pengetahuan yang diperolehnya dengan gosip dunia kasatmata (real world), termasuk dalam penerapan teknologi.
  3. Merancang dan menyediakan alat penilaian yang bervariasi sesuai tuntutan kompetensi, dan mengolahnya sehingga sanggup mempersembahkan informasi yang berkhasiat bagi penerima didik maupun pembelajaran secara umum.
  4. Menjadi model cara mencar ilmu dan bekerja antara lain dengan memberikan keahlian dalam sistem teknologi dan mentransfer pengetahuan ke teknologi dan situasi yang baru, dan berkolaborasi dengan penerima didik, mitra sejawat, dan komunitas dalam memakai aneka macam alat dan sumber yang relevan untuk mendorong keberhasilan dan inovasi, termasuk penerapan teknologi.
  5. Berpartisipasi dalam pengembangan dan kepemimpinan professional antara lain dengan berpartisipasi dalam masyarakat lokal dan global untuk meningkatkan pembelajaran, dan memberikan kepemimpinan melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan bersama dan penggabungan komunitas, serta berkontribusi terhadap efektifitas dan pembaharuan diri terkait dengan profesi guru baik di sekolah maupun dalam masyarakat.

Karakteristik Pembelajaran
Pembelajaran Abad 21 ialah pembelajaran yang harus mempersiapkan generasi Abad 21 dengan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK atau ICT) yang berkembang begitu cepat. Perkembangan Teknologi tersebut menghipnotis aneka macam aspek kehidupan termasuk pada proses pembelajaran. Oleh alasannya yaitu itu Kurikulum 2013 terus diperbaiki sesuai dengan tuntutan kemajuan TIK tetapi harus tetap mengakar pada budaya bangsa sebagaimana tercantum dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ialah pembelajaran berbasis kegiatan yang mempersembahkan peluang kepada penerima didik untuk berbagi potensi, minat, dan bakatnya, termasuk dalam penguasaan terhadap TIK, khususnya computer.

Sejalan dengan karateristik pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menyerupai yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2015, maka karakteristik pembelajaran Abad 21 sanggup dijabarkan antara lain sebagai diberikut:
  1. Berpusat pada penerima didik; guru harus lebih banyak mendengarkan siswanya saling diberinteraksi, berargumen, berdebat, dan berkolaborasi. Fungsi guru dari pengajar berubah dengan sendirinya menjadi fasilitator bagi penerima didik.
  2. Mekanisme pembelajaran harus terdapat interaksi multi-­arah yang cukup dalam aneka macam bentuk komunikasi serta memakai aneka macam sumber mencar ilmu yang kontekstual sesaui dengan materi pembelajaran. Guru harus berusaha membuat pembelajaran melalui aneka macam pendekatan atau metode atau model pembelajaran, termasuk penerapan TIK.
  3. Peserta didik dimasukankan untuk lebih lebih aktif dengan cara mempersembahkan aneka macam pertanyaan dan melaksanakan penyelidikan, serta menuangkan ide-ide, baik lisan, tulisan, dan perbuatan.
  4. Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan harus sanggup memfasilitasi penerima didik untuk sanggup berhubungan antar sesamanya (kolaboratif dan kooperatif).
  5. Semua kompetensi (KI-­1, KI-­2, KI-­3, dan KI-­4) harus dibelajarkan secara terintegrasi dalam suatu mata pelajaran, sehingga penerima didik mempunyai kompetensi yang utuh.
  6. Pembelajaran harus memperhatikan karakteristik tiap individu dengan kuinikannya masing-masing, sehingga dalam perencana pembelajaran harus sudah diprogramkan pelayanan untuk penerima didik dengan karakteristik masing-­masing (normal, remedial, dan pengayaan).
  7. Guru harus sanggup memotivasi penerima didik untuk memahami interkoneksi antar konsep, baik dalam mata pelajarannya dan antar mata pelajaran, serta aplikasinya dalam dunia nyata.
  8. Sesuai dengan huruf pendidikan Abad 21 (4K atau 4C), maka pembelajaran yang dikembangkan harus sanggup mendorong penerima didik untuk berbagi kemampuan berpikir lebih tinggi (Higher Order Thinking Skills = HOTS).

BAB. III. IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KECAKAPAN ABAD 21 DALAM PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Seperti perencanaan pembelajaran pada umumnya, pembelajaran Abad 21 juga direncanakan dari awal dimulai dengan menganalisis Kompetensi hingga menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP (lihat Naskah Pengembangan RPP). Karakter kecakapan Abad 21 sanggup dikembangkan sesuai dengan karakteristik KD dan materi yang akan dibahas. Oleh alasannya yaitu itu dalam merencanakan pembelajaran yang mengintegrasikan huruf kecakapan Abad 21, sanggup dipakai langkah-langkah diberikut:

A. Menentukan jenis kecakapan yang akan dikembangakan sesuai dengan Kompetensi Dasar (mungkin focus, tidak pada keempat-­empatnya, contohnya berpikir kritis dan problem solving, atau kolaborasi).

misal Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran Matematika.
K D 3.1 Mengintepretasi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu variabel dengan persamaan dan pertidaksamaan linear Aljabar lainnya.

K D 4.1Menyelesaikan kasus yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu variable

Menginterpretasi dan menuntaskan kasus ialah salah satu kemampuan dalam kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah. melaluiataubersamaini demikian, maka terkait dengan kompetensi dasar tersebut dalam pembelajaran, guru harus berbagi huruf kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah.Kecakapan ini juga ialah salah satu keterampilan dalam berpikir lebih tinggi (Higher Order Thinking Skills atau HOTS).

B. Merumuskan tujuan pembelajaran biar cukup terang dalam memberikan kecakapan yang harus dimiliki penerima didik.

misal Tujuan Pembelajaran dalam mata pelajaran Matematika.
Melalui pendekatan saintifik dengan memakai metode mind mapping penerima didik sanggup mengintepretasi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu variabel dengan persamaan dan pertidaksamaan linear Aljabar, dan sanggup menuntaskan kasus yang berkaitan, dengan rasa ingin tahu, pantang menyerah, serta sanggup bekerjasama.
Tujuan pembelajaran di atas mengiakuratkan bahwa ada beberapa huruf kecakapan yang akan dikembangkan guru dalam pembelajaran, yaitu berpikir kritis, kreatifitas, dan kolaborasi. Selain itu, tujuan pembelajaran ini juga bertujuan untuk menguatkan pilar pendidikan yang berkaitan dengan mencar ilmu hidup bersama, dan peningkatan watak mulia yaitu saling menghargai dan menghormati antar sesama.

C. Mengembangkan IPK biar sanggup mencapai KD (Lihat Naskah Pengembangan RPP) dan sanggup berbagi huruf kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah.

misal IPK dalam mata pelajaran Matematika.

3.1. …Menyelesaikan pertidaksamaan nilai mutlak bentuk linear satu variabel dengan pertidaksamaan linear aljabar lainnya.
4.1. …Membuat model matematika dari permasalahan kontekstual berkaitan dengan persamaan atau pertidaksamaan nilai mutlak bentuk linear satu variabel
4.1. … Menyelesaikan kasus yang berkaitan dengan persamaan nilai mutlak dari bentuk linear satu variabel

D. Mengembangkan materi pembelajaran yang relevan.
Materi dikembangkan sesuai dengan karakteristik KD yang mencakup beberapa aspek materi yang bersifat factual, konseptual, procedural, dan metakognitif (lihat Naskah Pengembangan RPP).Materi-­‐materi tersebut dipilih dan dipilah biar sanggup memenuhi berbagi huruf kecakapan yang sudah dirumuskan sesuai tuntutan KD.

misal materi pembelajaran dalam mata pelajaran Matematika.

Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak dari Bentuk Linear Satu Variabel dengan Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Aljabar Lainnya.
  • Konsep Nilai Mutlak
  • Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak Bentuk Linear Satu Variabel
  • Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak dari Bentuk Linear Satu Variabel dengan Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Aljabar Lainnya.

E. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sesuai dengan hasil analisis.
1. Kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan pengembangan berpikir kritis dan pemecahan kasus (critical thinking and problem solving skills). 

misal kegiatan dalam mata pelajaran Matematika.
Mengamati permasalahan yang disajikan berkaitan dengan konsep nilai mutlak dan penyelesaian persamaan maupun pertidaksamaan nilai mutlak bentuk linear satu variabel.

misal materi pengamatan:
Kegiatan pramuka ialah salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah.Suatu pasukan pramuka sedang mencar ilmu baris berbaris di lapangan sekolah pada hari Sabtu. Sebuah perintah dari pimpinan regu, yaitu “Maju 4 langkah, jalan!”, hal ini berarti jarak pergerakan barisan yaitu 4 langkah kedepan. Jika perintah pimpinan pasukan yaitu “Mundur 3 langkah, jalan!”, hal ini berarti bahwa pasukan akan bergerak ke belakang sejauh 3 langkah. Demikian seterusnya.

Kegiatan pembelajaran tersebut di atas juga melatih penerima didik untuk mencar ilmu mencari tahu dan menerapkan interkoneksi antara konsep di dalam Matematika dengan kehidupan sehari-­hari (berpikir kritis)

2. Kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan pengembangan Komunikasi (Communication skills)
  • Diskusi untuk mengolah informasi yang diperoleh.
  • Mengemukakan pendapat/sanggahan, serta mempersembahkan masukkan kepada pendapat orang lain (guru atau kawannya).
  • Melaporkan hasil diskusi melalui goresan pena dan/atau mulut atau penyajian.

3. Melalui kegiatan pembelajaran ini juga penerima didik sanggup berbagi kecakapan kepemimpinan (leadership)dengan mengatur jalannya diskusi, sehingga diskusi tetap focus dan sanggup memperoleh suatu simpulan yang bermakna. Untuk selanjutnya penerima didik juga sanggup menerapkan pengetahuannya dalam bentuk suatu karya (tulis, lisan, atau perbuatan) yang berkaitan dengan cara mencar ilmu untuk mengerjakan (learning to do).

4. Kegiatan pembelajaran yang sanggup berbagi kreatifitas dan penemuan (Creativity and Innovation skills).
Berdiskusi untuk mengolah informasi yang diperoleh.
Mengimplementasikan konsep atau pengetahuannya dalam membuat teladan permasalahan dan penyelesaiannya, serta menganalisa hasil diskusi dan membandingkannya dengan teori yang ada pada sumber acuan (buku paket atau internet).

Kegiatan tersebut juga sanggup berbagi talenta dan karir peserat didik dalam mencapai cita-‐cita yang diinginkannya melalui pengembangan kreatifitas yang ditugaskan (learning to be), serta mengerjakan suatu karya yang berkaitan dengan konsep yang diperolehnya (learning to do).

5. Kegiatan pembelajaran yang sanggup berbagi kerja sama (Collaboration skills).
Bekerjasama dalam berkelompok dengan derma kiprah dan tanggungjawaban, untuk menyusun suatu goresan pena sederhana wacana fenomena alam dalam mata pelajaran Matematika, Fisika, atau Bahasa.

Melalui kegiatan kolaboratif, penerima didik sanggup berbagi perilaku kerjasama, saling menghargai dan menghormati (ethics), serta masing-masing sanggup berbagi minat dan bakatnya (learning to be) sesuai dengan kiprah masing-­masing dalam kelompok.

6. Kegiatan pembelajaran yang sekaligus sanggup berbagi berpikir kritis,kratifitas, dan kolaborasi.

Peserta didik berhubungan untuk memecahkan duduk kasus diberikut.

Pak Amin akan membangun jembatan CD yang menghubungkan dua daerah A dan B. Dimanakah letak jembatan CD harus dibuat, biar jarak antara A dan B ialah jarak yang terpendek?

Kegiatan menyerupai di atas, selain sanggup berbagi kecakapan Abad 21 juga sanggup melatih penerima didik untuk memberikan kemampuan mengaplikasikan konsep dalam kenyataan (learning to do), dan sanggup memupuk kemampuan penerima didik dalam menentukan pilihan cara dan keleluasaan dalam memecahkan permasalahan terkait talenta dan minat (learning to be).

Literasi Pembelajaran
Gerakan literasi di sekolah tidak lagi menjadi bab terpisah/berdiri sendiri dalam pelaksanaannya. Pada tahun ini literasi sekolah menjadi bab yang tidak terpisah dari proses pembelajaran. Aktivitas penerima didik di kelas bersama guru melaksanakan kegiatan ini guna memperkaya dan memperdalam wawasan serta penguasaan materi, sehingga siswa terlibat pribadi tidak lagi spesialuntuk bergantung pada guru. Aktivitas literasi dalam pembelajaran misalkan kegiatan-­kegiatan diberikut :
  1. Sebelum membaca; a. Membuat prediksi b. Mengidentifikasi tujuan membaca
  2. Ketika membaca; a. Mengidentifikasi informasi yang relevan. b. Memvisualisasi (jika teks bukan bentuk visual). c. Membuat informasi. d. Membuat keterkaitan.
  3. Sesudah membaca; a. Membuat ringkasan. b. Mengevaluasi teks. c. Menginformasi, merevisi, atau menolak prediksi.

Kompetensi yang diharapkan meningkat dalam diri siswa setelah kegiatan literasi pembelajaran ini yaitu;
  1. menggunakan fitur khusus representasi untuk mendukung claim, inference, dan prediksi;
  2. mengubah dari satu moda ke moda yang lain;
  3. menerangkan keterkaitan antarmoda;
  4. memerikan bagaimana representasi yang tidak sama mengambarkan fenomena yang sama dengan cara yang tidak sama;
  5. memilih, mengombinasikan, dan/atau menghasilkan yang standar dan nonstandar untuk mengomunikasikan konsep tertentu; dan
  6. mengevaluasi representasi multimoda dan mengambarkan mengapa satu representasi lebih efektif daripada representasi lain untuk tujuan tertentu.
misal :
Pembelajaran PPKn materi kiprah Indonesia dalam korelasi internasional kelas XII semester 2.
  1. Peserta didik dikala mengawali pembelajaran dengan melaksanakan kegiatan literasi pembelajaran yaitu; - membaca acuan yang sudah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya, - penerima didik bersama kelompoknya melaksanakan kegiatan meringkas dalam bentuk tabel, denah atau peta konsep (critical tinking and collaboration), - penerima didik mencari teladan dari aneka macam sumber wacana permasalahan dalam korelasi internasional (critical tinking), - penerima didik menceritakan kembali dengan bahasa sendiri salah satu dari aneka macam perbagai kasus dengan memberikan alternatif solusi (critical tinking, creative and communication).
  2. Dalam kegiatan pembelajaran ini guru melaksanakan interaksi dengan pertanyaan yang praktis (LOTS) dengan variasi pertanyaan meningkat menuju (HOTS) (critical tinking).
  3. Guru juga selalu membimbing penerima didik biar bersungguh-­sungguh dan bekerja keras serta memantapkan huruf lainnya.

Melalui pembelajaran menyerupai di atas, sanggup melatih penerima didik menjadi literat terhadap permasalahan dalam korelasi internasional dan menumbuhkan perilaku tenggang rasa terhadap permasalahan bangsa dan dunia internasional yang terjadi, serta bisa menyikapi dan mempersembahkan sumbangsih solusi.

Mengembangkan metode dan instrumen penilaian sesuai dengan hasil analisis (tujuan atau IPK)
Bagaimana cara berbagi metode dan instrumenpenilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran atau IPK sanggup dilihat dalam naskah Panduan Penilaian.Dalam bahasan ini, yang harus dipertimbangkan yaitu konten soal tersebut terkait dengan karakter, kecakapan Abad 21, dan HOTS.

Berikut yaitu teladan soal tes tulis Matematika untuk materi Persamaan dan Pertidaksamaan yang sanggup berbagi HOTS, berpikir kritis dan pemecahan masalah, dan kreatifitas.

Suatu grup band merilis album, penjualan per ahad (dalam ribuan) ditetapkan den gan model s(t) = -­2|t – 22| + 44, t waktu (dalam minggu).
a . Gambarkan grafik fungsi penjualan s(t).
b . Hitunglah total penjualan album selama 44 ahad pertama.
c . Dinyatakan Album Emas kalau penjualan lebih dari 500.000 copy. Hitunglah t biar album yang dibentuk ditetapkan sebagai Album Emas.

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Melaksanakan Pembelajaran. Lihat teladan RPP dan Video di masing-­masing mata pelajaran (terlampir)

BAB IV. PENUTUP
Dasar, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan Nasional, intinya ialah modal besar lengan berkuasa bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan Abad 21. Berdasarkan Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional tersebut, pendidikan di Indonesia mempunyai huruf yang unik sesuai dengan budaya Indonesia, dengan mengedepankan kecerdasan bangsa selaras dengan karakteristik pendidikan Abad 21 yang ialah kecakapan yang terintegrasi antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi.

Memperhatikan hasil pendidikan di Indonesia secara keilmuan yang masih dibawah negara berkembang lainnya, maka masih diharapkan perbaikan atau pembaharuan sistem pendidikan di Indonesia. Khusus dalam hal pembelajaran, maka diharapkan penguatan dan peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya pembelajaran yang sanggup menjawaban tantangan Abad 21 terkait dengan Naskah ini disusun sebagai salah satu materi untuk memmenolong guru dalam meningkatkan pemahamannya terhadap pendidikan Abad 21. Selain itu, guru sanggup merencanakan dan melaksanakan pembelajarannya yang sanggup mendorong penerima didik untuk sanggup berpikir kritis dan memecahkan masalah, komunikatif, kreatif dan inovatif, serta kolaboratif, sehingga mempunyai penerima didik mempunyai ketrampilan berpikir lebih tinggi (HOTS).

    Download Berkas Mengenai Implementasi Pengembangan Kecakapan Abad 21 dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    Selengkapnya terkena susunan dan isi berkas terkena Implementasi Pengembangan Kecakapan Abad 21 dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    Implementasi Pengembangan Kecakapan Abad 21 dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)



    Download File:
    Implementasi Pengembangan Kecakapan Abad 21 dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).pdf

    Demikian yang bisa kami sampaikan terkena keterangan berkas dan share file Implementasi Pengembangan Kecakapan Abad 21 dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Semoga bisa bermanfaa.
    Implementasi Pengembangan Kecakapan Kala 21 Dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Implementasi Pengembangan Kecakapan Kala 21 Dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Reviewed by informasi populer on Agustus 06, 2018 Rating: 5
    Diberdayakan oleh Blogger.