Berikut ini yaitu berkas buku Atlas Sejarah Indonesia Masa Islam. Download file PDF untuk materi media pembelajaran IPS, Sejarah, Geografi dan lain-lain. Buku Atlas Sejarah Indonesia Masa Islam ini diterbitkan oleh Direktorat Geografi Sejarah Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2011, Penulis: Bambang Budi Utomo, Editor: Endjat Djaenuderadjat, Layout dan Desain: Andi Syamsu Rijal, Fider Tendiardi, Syukur Asih Suprodjo.
Atlas Sejarah Indonesia Masa Islam
Berikut ini kutipan teks keterangan dari isi berkas buku Atlas Sejarah Indonesia Masa Islam):
Buku yang berjudul Atlas Sejarah Indonesia Masa Islam menguraikan salah satu babakan sejarah Indonesia yang berlangsung mulai periode ke-13 hingga ke-17 Masehi. Pada kurun waktu empat periode ini banyak bangsa ajaib yang hadir ke Nusantara guna keperluan dagang. Mereka hadir dari jauh spesialuntuk untuk mencari komoditi yang sangat laris dijual pada kala itu, yaitu rempah-rempah. Pada waktu itu rempah-rempah, ibarat cengkeh dan pala spesialuntuk dihasilkan di bumi Nusantara, khususnya di Kepulauan Maluku (Ternate, Tidore, Bacan, dan Banda).
Implikasi dari kehadiran bangsa-bangsa ajaib ke Nusantara yaitu masuk dan berkembangnya kebudayaan ajaib yang mereka bawa, termasuk juga agama dan sistem/bentuk pemerintahan, dari suatu komunitas kerajaan yang menerima imbas kebudayaan India dan penganut aliran Buddha/Hindu menjadi kerajaan yang bernuansa Islam. Di belahan timur Nusantara terdapat bentuk pemerintahan yang bernuansa Islam, sementara itu rakyatnya ada yang beragama Islam, dan ada juga yang beragama Nasrani (Katolik dan Protestan).
Dalam penulisan sebuah buku sejarah, dihadapkan pada kendala dalam hal sistematika penulisan. Tuntutan menguraikan kesejarahan berdasarkan wilayah provinsi sangat tidak tepat, alasannya pada masa lampau batasan wilayah politik/kekuasaan sebuah kerajaan tidak sama ibarat wilayah provinsi sekarang. Bisa jadi wilayah kekuasaan sebuah kerajaan melampaui batas-batas provinsi sekarang. Bahkan wilayah sebuah kerajaan, sanggup meliputi beberapa aspek dua atau tiga provinsi.
Nusantara yaitu sebuah wilayah yang terdiri dari pulau-pulau. Di masing-masing pulau berdiam kelompok-kelompok masyarakat dengan corak budaya yang tidak sama. Mungkin alasannya didorong suatu kebutuhan bersama, pada suatu dikala kelompok-kelompok masyarakat ini membentuk sebuah kerajaan dan mengangkat salah seorang pemimpinnya. Bermula dari sebuah kerajaan yang kecil dengan luas daerahnya kira-kira seluas sebuah desa, usang kelabuaan menjadi besar dengan cakupan melebihi batasan alamiah ibarat sungai, pegunungan,dan laut.
Nusantara mendapatkan kehadiran bangsa-bangsa ajaib sudah berlangsung lama. Berdasarkan data arkeologis dan data sejarah yang hingga kepada kita, bangsa ajaib hadir ke Nusantara semenjak periode pertama Masehi. Bangsa India sudah lebih dulu hadir ke Nusantara, kemudian menyusul bangsa Tionghoa, Persia, Arab, dan bangsa-bangsa Eropa. Semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu berdagang. Dari kegiatan perdagangan ini lama-kelabuaan dibarengi dengan kegiatan penyebaran ajaran/agama. Ketika bangsa-bangsa Asia melaksanakan kegiatan dagang yang dibarengi dengan penyebaran agama, bangsa Eropa melaksanakan penjajahan di bumi Nusantara. Dimulai dari monopoli perdagangan rempah dengan cara menetapkan harga yang rendah kemudian bermetamorfosis penjajahan.
Sekitar periode ke-15 yaitu suatu masa dimana imbas kebudayaan ajaib masuk dan berkembang di Nusantara. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa masa itu yaitu suatu masa dimana agama Islam berkembang luas di Nusantara. Akibat dari keyakinan itu banyak buku sejarah yang kajiannya dari sekitar periode ke-15 spesialuntuk menguraikan wacana agama Islam dan tinggalan budayanya. Dalam kenyataannnya, ada agama Nasrani yang juga masuk dan berkembang di wilayah tertentu di Nusantara. melaluiataubersamaini demikian, kajian terkena masuk dan berkembangnya agama Nasrani di Nusantara sangat jarang dilakukan para peneliti/penulis. Ditambah lagi tinggalan budaya materinya sangat jarang ditemukan.
Berdasarkan hal-hal yang sudah dikemukakan tadi, buku Atlas Sejarah Indonesia Masa Islam ditulis dengan sistematikanya berdasarkan pulau-pulau besar dan kelompok pulau-pulau kecil yang ada di Nusantara. Pulau-pulau besarnya terdiri dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, Papua, dan Kepulauan Sunda Kecil.
Buku Atlas Sejarah Indonesia Masa Islam mencakupkan tujuh belahan yang terdiri dari Bab 1. Penlampauan, Bab 2. Sumatra: Dikenal Karena Harumnya Kapur dari Barus, Bab 3. Pulau Jawa: Tanah Para Wali, Bab 4. Kepulauan Sunda Kecil Bab 5. Kalimantan: Penghasil Batu Permata dan Kapal Kayu, Bab 6. Sulawesi: Asalnya Pelaut Pengawal Amanagappa, dan 7.Kepulauan Maluku dan Papua.
Bab Penlampauan mencakupkan wacana indikasi awal masuknya agama Islam di Nusantara melalui data artefak dan sumber-sumber tertulis. Menurut data tersebut keberadaan Islam di Nusantara dimulai semenjak sekitar periode ke-10 Masehi, yaitu ketika di Nusantara sedang berjaya kerajaan yang menganut aliran Buddha, yaitu Śrīwijaya dan Matarām. Ditulis juga corak warna Islam yang berkembang di Nusantara sebagaimana tampak dari akhlak istiadat dan tinggalan budayanya. Masuknya budaya Eropa juga diberimplikasi pada kebudayaan di Nusantara. Selain masuknya agama Islam juga masuk agama Nasrani, meskipun jauh sebelumnya sudah hadir agama Nasrani aliran Nestorian.
Dalam Bab 2. Sumatra diuraikan wacana hasil hutan Sumatra yang mengakibatkan bangsa-bangsa ajaib untuk hadir ke Sumatra. Kapur Barus ialah barang komoditi yang menarikdanunik perhatian para saudagar alasannya sangat laris dipamasukan. Akibat dari hadirnya imbas ajaib di bumi Sumatra, maka pada periode ke-13 muncul sebuah kerajaan yang bernuansa Islam, yaitu Samudra Pasai. Sesudah kerajaan ini muncul, di daerah lain muncul juga kerajaan-kerajaan yang bernuansa Islam ibarat Aceh, Palembang-Darussalam, Siak-Gasib, dan Minangkabau.
Uraian Bab 3. Pulau Jawa lebih mengetengahkan peranan bandar-bandar yang ada di pantai utara Jawa dalam kaitannya dengan penyebaran agama Islam. Bandar-bandar tersebut di kemudian hari bermetamorfosis kerajaan yang bernuansa Islam, ibarat Kerajaan Demak, Banten, Cirebon, Pajang, dan Mataram. Bandar Kerajaan Sunda setelah pengislaman kemudian menjadi bandar Jakarta. Meskipun tidak pernah menjadi kerajaan, bandar ini terus berkembang dan jadinya mencapai bentuknya sebagai kota yang terbesar di Nusantara. Gresik ialahs alah satu bandar yang tersibuk dan pernah menjadi sentra pengajaran Islam. Banyak mubaligh yang kemudian mengembangkan Islam di tempat timur Nusantara mencar ilmu di Gresik.
Uraian Bab 4. Rangkaian kepulauan yang juga menjadi dayatarik Nusantara bagi bangsa-bangsa ajaib yaitu Kepulauan Sunda Kecil. Rangkaian kepulauan ini terdiri dari Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores dan pulau-pulau kecil lain baik yang berpenghuni maupun tidak. Sejarah mencatat hasil hutan dari daerah ini yaitu homogen kayu-kayuan, ibarat kayu cendana dan kayu gaharu yang digunakan sebagai materi pewangi. Dari sisi agama, kalau dibandingkan dengan tempat lain di Nusantara, penduduk dari kepulauan ini tidak sama dengan penduduk dari pulau/kepulauan lain di Nusantara. Di Bali sebagian besar penduduknya menganut aliran Hindu, di Lombok dan Sumbawa menganut agama Islam, dan di pulau Flores dan Sumba menganut agama Nasrani/Katolik. Keberadaan Kristen di Kepulauan Sunda Kecil dengan sentra pendidikannya di Solor, diawali ketika Portugis terdesak dari Ternate. Di daerah ujung Pulau Timur inilah para padri Kristen membuatkan agama pada penduduk lokal.
Kalimantan ialah pulau yang terbesar di Nusantara, tetapi dalam percaturan sejarah Indonesia (sejarah masa imbas kebudayaan India dan masuknya Islam dan kolonial) kurang dikenal meskipun kebudayaan ajaib yang pertama di Nusantara pernah hadir di Kalimantan. Keberadaan Islam di Kalimantan relatif belum lama. Banyak matarantai yang terputus setelah kehadiran kerajaan yang menerima imbas kebudayaan India. Tiba-tiba muncul kerajaan yang bernuansa Islam ibarat Kesultanan Banjar, Kesultanan Sambas, dan Kesultanan Kutai Kertguagara. Pada masa berkembangnya kerajaan yang bernuansa Islam, Kalimantan dikenal sebagai daerah penghasil kerikil permata dan produsen perahu/kapal. Uraian terkena Kalimantan terdapat dalam Bab 5 Kalimantan.
Dari Sulawesi dikenal pelaut-pelaut penjelajah Nusantara. Orang selalu menyampaikan bahwa para pelaut itu berasal dari suku Bugis. Dalam kesehariannya, Suku Bugis yaitu sukubangsa yang hidup dari pertanian. Pada masa berkembangnya Islam di Nusantara, di Sulawesi hadir sebuah kerajaan maritim yang bernuansa Islam, yaitu Kerajaan Gowa-Tallo. Wilayah kekuasaannya cukup luas, hampir seluas sepertiga Nusantara. Pada masa kejayaannya sudah lahir semacam undang-undang kelautan/perdagangan laut yang dikenal dengan nama Amannagappa. Demikian pula dengan wilayah Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo. Dalam Bab 6 buku ini menguraikan wacana kerajaan maritim di Sulawesi dan peranannya dalam penyebaran Islam di Nusantara.
Sejak awal millenium pertama tarikh masehi, Nusantara dikenal oleh bangsa-bangsa lain alasannya rempah- rempahnya. Dan hasil rempah ini konon spesialuntuk tumbuh di bumi Maluku, sebuah kepulauan yang terdapat di belahan timur Nusantara. Bersamaan itu pula, bahkan sebelumnya Islam sudah masuk. Bab 7 buku ini sebagian menguraikan wacana rempah-rempah dan pulau mana saja yang menghasilkan komoditi ini dan kerajaan-kerajaan Islam “pemilik” dari kebun rempah. Demikian pula ulasan Islam di Papua yang dominan imbas dari Kerajaan Tidore.
Download Buku Atlas Sejarah Indonesia Masa Islam
Selengkapnya terkena susunan dan isi berkas buku Atlas Sejarah Indonesia Masa Islam ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:
Download File:
Atlas Sejarah Indonesia Masa Islam.pdf
Demikian yang sanggup kami sampaikan terkena keterangan berkas dan share file buku Atlas Sejarah Indonesia Masa Islam. Semoga sanggup bermanfaa.
Atlas Sejarah Indonesia Era Islam
Reviewed by informasi populer
on
Agustus 10, 2017
Rating: