Buku Smk Teknik Distribusi Tenaga Listrik

Berikut ini ialah berkas Buku Sekolah Menengah kejuruan Teknologi dan Rekayasa - Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 1 2 3. Download file PDF.

 Berikut ini ialah berkas Buku Sekolah Menengah kejuruan Teknologi dan Rekayasa  Buku Sekolah Menengah kejuruan Teknik Distribusi Tenaga Listrik
Buku Sekolah Menengah kejuruan Teknik Distribusi Tenaga Listrik

Buku Sekolah Menengah kejuruan Teknik Distribusi Tenaga Listrik

Berikut ini kutipan teks/keterangan terkena Buku Sekolah Menengah kejuruan Teknik Distribusi Tenaga Listrik:

Buku Sekolah Menengah kejuruan Teknologi dan Rekayasa - Teknik Distribusi Tenaga Listrik ini diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.

Buku teks pelajaran Sekolah Menengah kejuruan Teknik Distribusi Tenaga Listrik ini sudah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk Sekolah Menengah kejuruan dan sudah ditetapkan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.

Sebagai buku pegangan, presentasi dalam buku ini ditekankan pada pokok-pokok yang diharapkan dalam praktek distribusi tenaga listrik sehari-hari. Oleh lantaran itu disini akan lebih banyak terlibat gambar-gambar dan tabel-tabel dari pada rumus-rumus yang rumit. Rumus-rumus yang disajikan spesialuntuk bersifat mudah dan sederhana.

Buku ini disusun berdasar Kurikulum Sekolah Menengah kejuruan Edisi tahun 2004, yang ialah penyempurnaan dari Kurikulum Sekolah Menengah kejuruan Edisi tahun 1999 sebagai belahan dari rencana jangka panjang upaya untuk lebih meningkatkan kualitas lulusan sekolah menengah kejuruan. Penulis sudah berusaha terbaik untuk memenuhi impian sesuai dengan tujuan dan misi yang ada di dalam kurikulum tersebut.

Buku ini menekankan pokok-pokok yang diharapkan dalam praktek distribusi tenaga listrik sehari-hari. Pengguna buku ini ialah siswa Sekolah Menengah kejuruan jurusan metode distribusi tenaga listrik. Di dalam buku ini banyak disajikan gambar-gambar yang sanggup memmenolong/mempergampang para siswa biar mengenal materi yang ada di lapangan/industri.

Materi dalam buku ini sebagian besar diambil dari materi petes yang dilakukan oleh para praktisi (kontraktor listrik), tingkat Ahli Madya (setara D3) dan Ahli Muda (setara SMK), juga materi petes dari diklat yang sesuai dengan kompetensi yang diinginkan. Penggunaan buku ini didampingi modul yang disusun sesuai dengan Kurikulum Sekolah Menengah kejuruan tahun 2004.

Buku ini menyajikan gambar-gambar rakitan (susunan) hasil kerja yang sudah jadi dan alat-alat kerja yang digunakan. Penulis mengharapkan para pembimbing praktik (guru) sudah mempunyai keterampilan (skill) memadai sehingga bisa membuktikan gambar-gambar yang ada.

Materi dalam buku ini ialah materi terapan yang sangat menarikdanunik untuk dikaji lebih dalam.

Pemanfaatan Tenaga Listrik
Selain mempersembahkan manfaat, tenaga listrik mempunyai potensi membahayakan bagi insan dan berpotensi merusak lingkungan. Beberapa permasalahan di bidang ketenagalistrikan bila dilihat dari sisi memanfaatkan tenaga listrik banyak ditemukan instalasi tenaga listrik yang digunakan masih banyak yang belum memenuhi standar dan peralatan listrik yang beredar di masyarakat banyak yang belum memenuhi standar. Di samping itu, untuk menjamin keselamatan insan di sekitar instalasi, keselamatan pekerja, keamanan instalansi dan kelestarian fungsi lingkungan, perjuangan penyediaan tenaga listrik dan memanfaatkan tenaga listrik harus memenuhi ketentuan terkena keselamatan ketenaga-listrikan.

Tenaga listrik sebagai belahan dari bentuk energi dan cabang produksi yang penting bagi negara sangat menunjang upaya dalam memajukan dan mencerdaskan bangsa. Sebagai salah satu hasil memanfaatkan kekayaan alam yang menguasai hajat hidup orang banyak, tenaga listrik perlu dipergunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Sistem tenaga listrik ialah sekumpulan sentra listrik dan gardu induk (pusat beban) yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh jaenteng transmisi dan distribusi sehingga ialah satu kesatuan yang terinterkoneksi. Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga belahan utama, yaitu: sentra pembangkit listrik, akses transmisi, dan sistem distribusi.

Beberapa tantangan besar yang dihadapi dunia pada masa kini, antara lain, bagaimana menemukan sumber energi baru, mendapat sumber energi yang intinya tidak akan pernah habis untuk masa menhadir, menyediakan energi di mana saja diperlukan, dan mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lain, serta memanfaatkannya tanpa menimbulkan pencemaran yang sanggup merusak lingkungan hidup kita.

Kualitas Daya Listrik
Secara umum, baik buruknya sistem penyaluran dan distribusi tenaga listrik terutama ialah ditinjau dari kualitas daya yang diterima oleh konsumen. Kualitas Daya yang baik, antara lain meliputi: kapasitas daya yang memenuhi dan tegangan yang selalu konstan dan nominal. Tegangan harus selalu di jaga konstan, terutama rugi tegangan yang terjadi di ujung saluran. Tegangan yang tidak stabil sanggup berakibat merusak alat-alat yang peka terhadap perubahan tegangan (khususnya alat-alat elektronik). Demikian juga tegangan yang terlalu rendah akan menjadikan alat-alat listrik tidak sanggup beroperasi sebagaimana mestinya. Salah satu syarat penyambungan alat-alat listrik, yaitu tegangan sumber harus sama dengan tegangan yang dibutuhkan oleh peralatan listrik tersebut. Tegangan terlalu tinggi akan sanggup merusak alat-alat listrik.

Perubahan frekuensi akan sangat dirasakan oleh pemakai listrik yang orientasi kerjanya berkaitan/bergantung pada kestabilan frekuensi. Konsumen kelompok ini biasanya ialah industri-industri yang menggunakan mesin-mesin otomatis dengan menggunakan setting waktu/frekuensi. Kualitas daya yang baik juga harus sanggup mengantisipasi timbulnya efek harmonisa yang akhir-akhir ini sudah mulai menggejala.

Pengaruh harmonisa disebabkan oleh adanya alat-alat elektronik, penyearah, UPS dan sebagainya.

Keselamatan Pemanfaat Tenaga Listrik
Keselamatan yang berafiliasi dengan ketenagalistrikan (electrical safety) intinya ialah segala upaya atau langkah-langkah pengamanan terhadap instalasi tenaga listrik, peralatan serta pemanfaat listrik untuk mewujudkan kondisi ahli dan aman, baik bagi pekerja maupun masyarakat umum.

Kita menyadari benar bahwa belum seluruh anggota masyarakat mengerti atau menyadari adanya potensi ancaman dari penerapan listrik.

Sebagian sudah menyadari, tetapi belum mengetahui bagaimana mekanisme untuk menangani pemanfaat listrik dengan benar. Untuk itu, perlu sosialisasi yang intensif untuk mencegah terjadinya ancaman dari listrik, baik terhadap jiwa insan maupun harta benda.

Resiko atas suhu yang hiperbola pada instalasi listrik adalah;
  1. Bahaya api,
  2. Api sanggup mengakibatkan hilangnya nyawa,
  3. Kematian lantaran kejut listrik biasanya spesialuntuk menimpa pada satu orang saja.

Kematian lantaran kebakaran yang terjadi pada tempat dengan orang banyak, ibarat tempat-tempat hiburan, pertokoan dan industri, sanggup menimpa pada banyak orang pada satu kali kejadian.

Penyebab timbulnya api/kebakaran pada instalasi adalah;
  1. Peralatan listrik dibawah standard,
  2. bencana alam,
  3. manusia sebagai konsumen,
  4. karena keawaman,
  5. salah penerapan, 
  6. kelalaian,
  7. kesengajaan.
Manusia sebagai pemasang (instalatir), lantaran penyimpangan dari peraturan, kelalaian, dan kesengajaan. Manusia sebagai pemeriksa lantaran kurang teliti, kelalaian, kesengajaan, dan kegagalan pengamanan atau sistem. Untuk menangkal ancaman api listrik ialah dengan;
  1. Perlengkapan listrik dipilih yang memenuhi standard metode (IEC Standard) dan sesuai dengan lingkungan instalasinya, biar tidak terjadi percikan api,
  2. Dimontase dengan ketentuan instalasi yang benar, atau sesuai dengan kode manual dari pembuatnya, kalaupun ada, dan tiruana sambungan dan kekerabatan dilakukan dengan erat,
  3. Instalasi sebaiknya diperiksa dan diuji secara periodik untuk mengetahui kemungkinan kerusakan, termasuk longgarnya sambungan/hubungan,
  4. melaluiataubersamaini melengkapi gawai proteksi arus sisa yang tepat, sanggup menghindari kegagalan pengamanan atau sistem,
  5. Kelima, hindari kelebihan beban pada konduktor biar tidak timbul gerah pada instalasi.

Untuk mencegah timbulnya api dimasukankan agar: Dilakukan penertiban mutu perlengkapan listrik yang ada dipamasukan, Penyuluhan secara terus menerus lewat banyak sekali peluang, seminar, media massa, media elektronik dan sebagainya.

Sistem Ketenagalistrikan
Dalam sepuluh tahun terakhir ini, duduk kasus listrik menjadi polemik yang berkepantidakboleh dan sudah memunculkan multi implikasi yang sangat kompleks di banyak sekali aspek kehidupan, antara lain: keuangan, ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lain-lain. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa listrik sudah menjadi belahan yang sangat penting bagi umat manusia. Oleh karenanya tak hiperbola bahwa listrik bisa dikatakan sebagai salah satu kebutuhan utama bagi penunjang dan pemenuhan kebutuhan hidup umat manusia. Beberapa tantangan besar yang dihadapi dunia pada masa kini, antara lain, bagaimana menemukan sumber energi baru, mendapat sumber energi yang intinya tidak akan pernah habis untuk masa menhadir, menyediakan energi di mana saja diperlukan, dan mengubah energi dari satu ke lain bentuk, serta memanfaatkannya tanpa menimbulkan pencemaran yang sanggup merusak lingkungan hidup kita. Dibanding dengan bentuk energi yang lain, listrik ialah salah satu bentuk energi yang mudah dan sederhana. Di samping itu listrik juga mudah disalurkan dari dan pada jarak yang berjauhan, mudah didistribusikan untuk area yang luas, mudah diubah ke dalam bentuk energi lain, dan membersihkan (ramah lingkungan). Oleh lantaran itu, manfaat listrik sudah dirasakan oleh masyarakat, baik pada kelompok perumahan, sosial, bisnis atau perdagangan, industri dan publik. Tenaga listrik sebagai belahan dari bentuk energi dan cabang produksi yang penting bagi negara sangat menunjang upaya dalam memajukan dan mencerdaskan bangsa. Sebagai salah satu hasil memanfaatkan kekayaan alam yang menguasai hajat hidup orang banyak, tenaga listrik perlu dipergunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Yang dimaksud dengan sistem tenaga listrik ialah sekumpulan sentra listrik dan gardu induk (pusat beban) yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh jaenteng transmisi dan distribusi sehingga ialah sebuah satu kesatuan yang terinterkoneksi. Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga belahan utama, yaitu: sentra pembangkit listrik, akses transmisi, dan sistem distribusi. Suatu sistem distribusi menghubungkan tiruana beban yang terpisah satu dengan yang lain kepada akses transmisi. Hal ini terjadi pada gardu-gardu induk (substation) di mana juga dilakukan transformasi tegangan dan fungsi- fungsi pemutusan (breaker) dan penghubung beban (switching). Gambar 1-1 menunjukkan sistem tenaga listrik mulai dari pembangkit hingga ke pengguna/pelanggan.

Klasifikasi Sistem Tenaga Listrik
Tegangan pada generator besar biasanya berkisar di antara 13,8 kV dan 24 kV. Tetapi generator besar yang modern dibuat dengan tegangan bervariasi antara 18kV dan 24 kV. Tegangan generator dinaikkan ke tingkat yang digunakan untuk transmisi, yaitu 115 kV dan 765 kV. Tegangan tinggi standar (high voltage, HV standard) di luar negeri ialah 70 kV, 150 kV, dan 220 kV. Tegangan tinggi-ekstra standar (extra high voltage, HV standard) ialah 500 kV dan 700 kV.

Keuntungan transmisi (transmission capability) dengan tegangan lebih tinggi akan menjadi terang bila kita melihat pada kemampuan transmisi (transmission capability) suatu akses transmisi. Kemampuan ini biasanya ditetapkan dalam Mega-Volt-Ampere (MVA). Tetapi kemampuan transmisi dari suatu akses dengan tegangan tertentu tidak sanggup diterapkan dengan pasti, lantaran kemampuan ini masih tergantung lagi pada batasan-batasan termal dari penghantar, jatuh tegangan (drop voltage) yang diperbolehkan, keandalan, dan persyaratan kestabilan sistem.

Penurunan tegangan dari tingkat transmisi pertama-tama terjadi pada gardu induk bertenaga besar, di mana tegangan diturunkan ke tempat antara 70 kV dan 150 kV, sesuai dengan tegangan akses transmisinya. Beberapa pelanggan yang menggunakan tenaga untuk keperluan industri sudah sanggup dicatu dengan tegangan ini. Penurunan tegangan diberikutnya terjadi pada gardu distribusi primer, di mana tegangan diturunkan lagi menjadi 1 hingga 30 kV. Tegangan yang lazim digunakan pada gardu-distribusi ialah 20.000 V antar-fasa atau 11.500 V antara fasa ke tanah. Tegangan ini biasanya ditetapkan sebagai 20.000 V/11.500 V. Sebagian besar beban untuk industri dicatu dengan sistem distribusi primer, yang mencatu transformator distribusi. Transformator-transformator ini menyediakan tegangan sekunder pada jaenteng tegangan rendah tiga-fasa empat-kawat untuk pemakaian di rumah-rumah tempat tinggal. Standar tegangan rendah yang digunakan ialah 380 V antara antar fasa dan 220V di antara masing-masing fasa dengan tanah, yang ditetapkan dengan 220/380 V.

Regulasi Sektor Ketenagalistrikan
Dalam rangka meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan di sektor ketenagalistrikan, diharapkan upaya untuk secara optimal dan efisien memanfaatkan sumber energi domestik serta energi yang membersihkan dan ramah lingkungan, dan teknologi yang efisien guna menghasilkan nilai tambah untuk pembangkitan tenaga listrik sehingga menjamin tersedianya tenaga listrik yang diperlukan. Demikian juga dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik lebih merata, adil, dan untuk lebih meningkatkan kemampuan negara dalam hal penyediaan listrik, sanggup didiberikan peluang yang seluas-luasnya kepada tiruana pihak, baik Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Koperasi atau Swasta untuk menyediakan tenaga listrik.

Kompetisi perjuangan penyediaan tenaga listrik dalam tahap awal diterapkan pada sisi pembangkitan dan di kemudian hari sesuai dengan kesiapan perangkat keras dan perangkat lunaknya akan diterapkan di sisi penjualan. Hal ini dimaksudkan biar konsumen listrik mempunyai pilihan dalam memilih pasokan tenaga listriknya yang mengatakan harga paling bersaing dengan mutu dan pelayanan lebih baik. Demikian juga kewajiban pengusaha dan masyarakat yang menggunakan tenaga listrik, juga diatur hukuman terhadap tindak pidana yang menyangkut ketenagalistrikan mengingat sifat ancaman dari tenaga listrik dan akhir yang ditimbulkannya. Di samping itu, untuk menjamin keselamatan insan di sekitar instalasi, keselamatan pekerja, keamanan instalansi dan kelestarian fungsi lingkungan, perjuangan penyediaan tenaga listrik dan memanfaatkan tenaga listrik harus memenuhi ketentuan terkena keselamatan ketenagalistrikan.

Beberapa permasalahan di bidang ketenagalistrikan bila dilihat dari sisi memanfaatkan listrik juga banyak ditemukan instalasi tenaga listrik yang digunakan masih banyak yang belum memenuhi standar dan peralatan listrik yang beredar di masyarakat banyak yang sub-standar. Di sisi lainnya, perancangan, pembangunan, pemasangan, pengujian, pengoperasian dan pemeliharaan instalasi tenaga listrik dilakukan oleh tenaga metode yang belum bersertifikat. Oleh lantaran itu, kebijakan-kebijakan menyangkut sektor ketenagalistrikan (restrukturisasi) seharusnya menjadi perhatian dan memperoleh proteksi tiruana pihak baik pemerintah maupun masyarakat.

Agar sektor ketenagalistrikan sanggup menyediakan tenaga listrik yang andal, aman, memperhatikan lingkungan, efisien dan tetap menjaga nilai aset milik negara, maka dilakukan regulasi. Kerangka Regulasi meliputi;
  1. aspek kemetodean,
  2. peraturan keselamatan ketenagalistrikan,
  3. persiapan penataan struktural,
  4. persiapan pemenuhan standar lingkungan,
  5. standar teknis untuk keandalan dan efisiensi sistem,
  6. aturan operasi sistem, dan
  7. program nasional.
Regulasi aspek kemetodean, pertama pada sisi instalasi tenaga listrik meliputi;
  1. tiruana akomodasi yang dipergunakan untuk pembangkitan, transmisi, distribusi dan pemanfaat tenaga listrik,
  2. rancangan, konstruksi, pengujian, pemeliharaan, pengoperasian, repower instalasi tenaga listrik atau bagian-bagianya harus mengacu standar dan peraturan,
Kedua, dari sisi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik, meliputi:
  1. Peralatan listrik yang dijual dan instalasi tenaga listrik yang dibangun pada atau setelah tahun 2005 harus memenuhi spesifikasi metode, standar kinerja dan keselamatan,
  2. Sesudah tahun 2010 (termasuk yang dibangun sebelum tahun 2005) wajib memenuhi standar, dan 3) Peralatan pemakai tenaga listrik yang terhubung ke jaenteng wajib memenuhi persyaratan untuk menjaga faktor daya.

Persyaratan Umum Instalasi Listrik harus mengacu pada PUIL-2000, sebagai contoh dalam perancangan, pemasangan, pengamanan dan pemeliharaan instalasi di dalam bangunan. Peraturan Instalasi Ketenagalistrikan untuk perancangan instalasi mengacu SNI, IEC, PUIL atau Standar lain berdasarkan “the best engineering practies” dan dilakukan oleh Perusahaan Jasa Perancangan Teknik yang sudah disertifikasi. Peraturan Instalasi ketenagalistrikan untuk bidang konstruksi, dilaksanakan oleh perusahaan jasa konstruksi bidang ketenagalistrikan yang sudah di sertifikasi. Hasil konstruksi/pemasangan perlu diinspeksi oleh inspektur (perorangan) atau perusahaan jasa inspeksi metode. Testing atau pengujian dilakukan untuk memastikan dan menjamin instalasi tenaga listrik sudah memenuhi standar keselamatan dan standar unjuk kerja. Testing ini dilakukan oleh lembaga/perusahaan jasa inspeksi metode yang sudah diakreditasi.

Operasi dan Pemeliharaan Instalasi, ialah tanggung balasan setiap pemilik dan perusahaan O & M, dan dilakukan oleh tenaga metode yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan yang ada, diinspeksi secara terpola sesuai dengan persyaratan pelaporan operasi dan pemeliharaan.

Pelarangan memproduksi, mengimpor atau mengedarkan peralatan/pemanfaat listrik yang tidak mempunyai “label keselamatan dan/atau label efisien”. Penerapan hukuman yang terang dan tegas terhadap pelanggaran. Peraturan Tenaga Teknik Sektor Ketenagalistrikan. Tujuan sertifikasi tenaga metode:
  1. Klasifikasi tenaga metode sesuai kualifikasi.
  2. Memastikan pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga metode yang kompeten. 
  3. Memastikan tenaga metode yang bekerja di dalam negeri bersertifikasi.
  4. Menjamin tersediannya tenaga metode memahami wacana keandalan, keselamatan dan lindungan lingkungan.
  5. Tenaga Teknik untuk Usaha Penunjang Tenaga Listrik.
  6. Kualifikasinya ditentukan berdasarkan standar kompetensi.
  7. Sertifikasi dilakukan oleh Organisasi Profesi yang berakreditasi.

Organisasi Profesi Tenaga Teknik dibuat untuk memmenolong membuat atau menetapkan, mengimplementasikan dan mengevaluasi agenda ratifikasi dan sertifikasi personil atau pengembangan kurikulum dan agenda pendidikan dan petes. Jasa Pendidikan dan Petes mencakup beberapa aspek perjuangan membuat sumber daya insan yang berkualifikasi, menyiapkan SDM biar lulus sertifikasi, yang dilakukan oleh forum diklat yang terakreditasi.

Standarisasi dan Sertifikasi
Liberalisasi perdagangan sudah mengubah tatanan dunia kerja menjadi baru. Dunia kerja yang gres tidak lagi dibatasi oleh pagar-pagar geografis atau ideologi bahkan sudah tercipta suatu keadaan di mana barang dan jasa homogen akan mengacu pada suatu standar yang secara umum sama tetapi mempunyai kekhususan tertentu dari setiap produsen. Daya saing suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya dan sangat erat kaitannya dengan kompetensi kerja. Sertifikasi kompetensi membuka peluang lebih besar bagi pekerja untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan kompetensinya dan menjadi kompetitif baik di pasar tenaga kerja dalam maupun luar negeri.

Tujuan sertifikasi kompetensi ialah untuk memdiberi kerangka pembangunan kompetensi tenaga kerja Indonesia yang serasi dan digunakan sebagai contoh bagi seluruh sektor, untuk menghasilkan tenaga kerja Indonesia yang kompeten, profesional dan kompetitif. Terciptanya sistem standarisasi dan sertifikasi kompetensi kerja nasional yang efisien dan efektif diharapkan sanggup menghasilkan:
  1. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang berkarakter serta selaras dengan Standar Internasional untuk kebutuhan jaminan mutu internal dan kesepakatan perdagangan dalam perjuangan manufaktur maupun jasa.
  2. Sistem penerapan standar yang sanggup menunjang peningkatan efisiensi dan produktivitas.
  3. Keunggulan kompetitif tenaga kerja Indonesia di pasar global.
  4. Informasi standarisasi kompetensi yang diharapkan oleh pelaku usaha, pemerintah dan konsumen dalam rangka meningkatkan daya saing perdagangan domestik maupun internasional.
Undang-undang No. 15 Tahun 1985, pasal 15, ayat (1) menyatakan bahwa pemegang kuasa perjuangan ketenagalistrikan dan pemegang izin perjuangan ketenagalistrikan untuk kepentingan umum wajib: (1) menyediakan tenaga listrik, (2) mempersembahkan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat, dan (3) memperhatikan keselamatan kerja dan keselamatan umum. Pada pasal 17 disebutkan bahwa syarat-syarat penyediaan, pengusahaan, memanfaatkan instalasi, dan standarisasi ketenagalistrikan diatur oleh Pemerintah. Tugas Pemerintah ibarat disebutkan dalam pasal 18 antara lain, (1) melaksanakan pelatihan dan pengawasan umum terhadap pekerjaan dan pelaksanaan perjuangan ketenagalistrikan, dan (2) pelatihan dan pengawasan umum tersebut mencakup keselamatan kerja, keselamatan umum, pengembangan usaha, dan terciptanya standarisasi dalam bidang ketenagalistrikan.

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 3 tahun 2005 sebagai perubahan PP No. 10 Tahun 1989 wacana penyediaan dan memanfaatkan tenaga listrik, khususnya pada pasal 21 disebutkan bahwa:
(a) Setiap perjuangan penyediaan tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan,
(b) Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan mencakup standarisasi, pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat tenaga listrik,
(c) Pekerjaan instalasi ketenagalistrikan untuk penyediaan dan memanfaatkan tenaga listrik harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang disertifikasi oleh forum sertifikasi yang terakreditasi,
(d) Dalam hal di suatu tempat belum terdapat Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang sudah disertifikasi, Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya sanggup menunjuk Bada Usaha Penunjang Tenaga Listrik.

Sedangkan terkait dengan investigasi instalasi, pada pasal 21 disebutkan bahwa,
(a) Pemeriksaan dan pengujian instalasi penyediaan dan instalasi memanfaatkan tegangan tinggi (TT) dan tegangan menengah (TM) dilaksanakan oleh forum inspeksi metode yang terakreditasi,
(b) Pemeriksaan instalasi memanfaatkan tegangan rendah (TR) oleh forum inspeksi independen yang sifat usaspesialuntuk nirlaba,
(c) Pemeriksaan instalasi TR yang dimiliki oleh konsumen TT dan atau TM dilakukan oleh forum inspeksi metode yang diakreditasi, dan
(d) Setiap forum metode yang bekerja dalam perjuangan ketenagalistrikan wajib mempunyai akta kompetensi.

Lingkup regulasi metode mencakup beberapa aspek dua aspek yaitu aspek insfrastruktur teknologi dan aspek keselamatan.

Aspek infrastruktur teknologi mengatur antara lain;
(a) persyaratan ratifikasi dan sertifikasi,
(b) standardisasi sistem, instalasi, peralatan, lengkapan dan pemanfaat listrik serta lingkungan dan tenaga metode,
(c) peningkatan komponen dalam negeri, 
(d) peningkatan kualitas dan kuantitas,
(e) percepatan alih teknologi.

Sedangkan aspek keselamatan mengatur antara lain,
(a) penetapan standar dan pemberlakuannya,
(b) kelaikan instalasi tenaga listrik,
(c) kelaikan peralatan dan memanfaatkan listrik, 
(d) kompetensi tenaga listrik, dan
(e) proteksi lingkungan.

Acuan yang melandasi regulasi kemetodean sektor ketenagalistrikan antara lain peraturan perundang-undangan, standar peralatan dan pemanfaat tenaga listrik, standar kompetensi, baku mutu lingkungan, Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000, inspeksi ketenagalistrikan dan sanksi-sanksi. 

Pengembangan sumber daya insan berbasis kompetensi sebagai suatu kebutuhan yang harus segera dipenuhi dalam mengikuti kemajuan teknologi yang semakin pesat. Tuntutan atas spesialisasi pekerjaan, dan persaingan global yang makin tajam yang memerlukan ketangguhan perusahaan dan kompetensi profesi. melaluiataubersamaini globalisasi yang bercirikan keterbukaan dan persaingan, membawa akhir suatu ancaman dan sekaligus peluang bagi tenaga kerja di tiruana negara. Bagaimana mewujudkan tenaga kerja yang kompeten harus melalui proses sertifikasi profesi berdasarkan standar kompetensi yang berlaku secara internasional. Implikasinya forum penyedia tenaga kerja baik sekolah, polimetode, akademi, perguruan tinggi, maupun forum pendidikan dan tes dituntut menyelenggarakan pendidikan profesi berbasis kompetensi.

Peraturan yang sudah diberlakukan terkena standarisasi kompetensi tenaga metode ketenagalistrikan ialah Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) nomor 2052.K/40/MEM/ 2001 tanggal 28 Agustus 2001 wacana Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan, meliputi;
  1. Perumusan Standar Kompetensi,
  2. Akreditasi dan Sertifikasi Kompetensi,
  3. Pembinaan dan Pengawasan,
  4. Sanksi Administrasi, dan
  5. Ketentuan Peralihan.
Tujuan standardisasi kompetensi tenaga metode ialah untuk:
(a) Menunjang perjuangan ketenagalistrikan dalam mewujudkan penyediaan tenaga listrik yang aman, ahli dan dekat lingkungan,
(b) Mewujudkan peningkatan kompetensi tenaga metode, dan
(c) Mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan pada perjuangan ketenagalistrikan.

    Download Buku Sekolah Menengah kejuruan Teknik Distribusi Tenaga Listrik

    Selengkapnya terkena susunan dan isi berkas Buku Sekolah Menengah kejuruan Teknik Distribusi Tenaga Listrik ini silahkan lihat preview salah satu buku dan unduh buku lainnya pada link di bawah ini:

    Buku Sekolah Menengah kejuruan Teknik Distribusi Tenaga Listrik



    Download File:
    Sumber: http://psmk.kemdikbud.go.id

    Demikian yang bisa kami sampaikan terkena keterangan berkas dan share file Buku Sekolah Menengah kejuruan Teknologi dan Rekayasa - Teknik Distribusi Tenaga Listrik. Semoga bisa bermanfaa.
    Buku Smk Teknik Distribusi Tenaga Listrik Buku Smk Teknik Distribusi Tenaga Listrik Reviewed by informasi populer on Agustus 08, 2018 Rating: 5
    Diberdayakan oleh Blogger.