Berikut ini yaitu informasi terkena Mendikbud Akui Jumlah Guru di Indonesia Masih Kurang. Berita penting ini kami kutip dari Republika tanggal 10 Juli 2017. INI informasi selengkapnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy |
Mendikbud Akui Jumlah Guru di Indonesia Masih Kurang
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengakui jumlah guru agama masih menjadi pekerjaan rumah bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Muhadjir mengatakan, jumlah guru agama di sekolah-sekolah umum yang ada di Indonesia masih kurang.
"Kalau guru kurang itu bahwasanya tidak spesialuntuk guru agama, tiruana guru kurang," ujar Muhadjir dikala mempersembahkan pengarahan penguatan pendidikan aksara (PPK) di Gedung Al Ihsan, Mataram, NTB, Ahad (9/7).
Muhadjir mengambarkan belum sempurnanya guru agama menjadi kiprah dan tanggungjawaban dari Kementerian Agama. Sementara, Kemendikbud, kata Muhadjir, mempunyai tanggungjawaban penuh pada guru yang bersifat umum.
"Guru agama itu menjadi tanggung jawaban Kementerian Agama, nah jikalau guru umum itu tanggung jawaban Kemendikbud," ujar Muhadjir.
Untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam dan Keagamaan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi NTB menyampaikan belum sempurnanya jumlah guru pendidikan agama Islam juga terjadi di NTB. "Ya memang masih belum sempurnanya tapi tidak terlalu banyak untuk NTB," ujar Jaelani dikala dijumpai Republika.co.id di Kantor Wilayah Kemenag NTB, Jalan Udayana, Mataram, NTB, Jumat (7/7).
Jaelani memperkirakan, jumlah belum sempurnanya guru pendidikan agama Islam di NTB di atas 100 orang. Banyak dari guru pendidikan agama Islam di NTB yang mengajar lebih dari satu daerah jawaban belum sempurnanya ini.
Jaelani menilai moratorium penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang masih berlangsung hingga dikala ini mempunyai efek atas berkurangnya jumlah guru pendidikan agama Islam. Namun, kebijakan ini, kata Jaelani mempunyai efek konkret sebab para guru harus mengambil 24 jam pelajaran selama sepekan untuk tuntidakboleh profesi.
"Kalau tiga jam untuk satu rombongan mencar ilmu kali kan saja, makanya beliau ambil daerah lain, ada hikmahnya juga. Kekurangan guru masih membutuhkan pengangkatan baru, namun sudah usang sekali terjadi semenjak moratorium," kata Jaelani.
Menyikapi belum sempurnanya guru pendidikan agama Islam, lanjut Jaelani, banyak lembaga yang mengangkat guru sendiri untuk mempersembahkan pengajaran agama Islam kepada siswanya.
Selain guru pendidikan agama Islam, Jaelani sebut, belum sempurnanya lebih banyak terjadi pada sektor pengawas pendidikan agama Islam yang tercatat gres sebanyak 70 tenaga pengawas dari total 4.695 guru di SD, SMP, dan SMA. Menurut Jaelani, belum sempurnanya jumlah tenaga pengawas pendidikan agama Islam jauh lebih memprihatinkan sebab rasio antara tenaga pengawas pendidikan agama Islam dengan guru pendidikan agama Islam di NTB mencapai 1:17. Kantor Wilayah Kemenag NTB, lanjut Jaelani, selalu berkoordinasi intensif dengan Kementerian Agama terkait belum sempurnanya guru pendidikan agama Islam di NTB.
"Memang ini sering kita ungkap di pusat. Kita tetap koordinasi ke sentra soal belum sempurnanya dan juga dari kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan," kata Jaelani menambahkan.
Sumber: http://www.republika.co.id
"Kalau guru kurang itu bahwasanya tidak spesialuntuk guru agama, tiruana guru kurang," ujar Muhadjir dikala mempersembahkan pengarahan penguatan pendidikan aksara (PPK) di Gedung Al Ihsan, Mataram, NTB, Ahad (9/7).
Muhadjir mengambarkan belum sempurnanya guru agama menjadi kiprah dan tanggungjawaban dari Kementerian Agama. Sementara, Kemendikbud, kata Muhadjir, mempunyai tanggungjawaban penuh pada guru yang bersifat umum.
"Guru agama itu menjadi tanggung jawaban Kementerian Agama, nah jikalau guru umum itu tanggung jawaban Kemendikbud," ujar Muhadjir.
Untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam dan Keagamaan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi NTB menyampaikan belum sempurnanya jumlah guru pendidikan agama Islam juga terjadi di NTB. "Ya memang masih belum sempurnanya tapi tidak terlalu banyak untuk NTB," ujar Jaelani dikala dijumpai Republika.co.id di Kantor Wilayah Kemenag NTB, Jalan Udayana, Mataram, NTB, Jumat (7/7).
Jaelani memperkirakan, jumlah belum sempurnanya guru pendidikan agama Islam di NTB di atas 100 orang. Banyak dari guru pendidikan agama Islam di NTB yang mengajar lebih dari satu daerah jawaban belum sempurnanya ini.
Jaelani menilai moratorium penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang masih berlangsung hingga dikala ini mempunyai efek atas berkurangnya jumlah guru pendidikan agama Islam. Namun, kebijakan ini, kata Jaelani mempunyai efek konkret sebab para guru harus mengambil 24 jam pelajaran selama sepekan untuk tuntidakboleh profesi.
"Kalau tiga jam untuk satu rombongan mencar ilmu kali kan saja, makanya beliau ambil daerah lain, ada hikmahnya juga. Kekurangan guru masih membutuhkan pengangkatan baru, namun sudah usang sekali terjadi semenjak moratorium," kata Jaelani.
Menyikapi belum sempurnanya guru pendidikan agama Islam, lanjut Jaelani, banyak lembaga yang mengangkat guru sendiri untuk mempersembahkan pengajaran agama Islam kepada siswanya.
Selain guru pendidikan agama Islam, Jaelani sebut, belum sempurnanya lebih banyak terjadi pada sektor pengawas pendidikan agama Islam yang tercatat gres sebanyak 70 tenaga pengawas dari total 4.695 guru di SD, SMP, dan SMA. Menurut Jaelani, belum sempurnanya jumlah tenaga pengawas pendidikan agama Islam jauh lebih memprihatinkan sebab rasio antara tenaga pengawas pendidikan agama Islam dengan guru pendidikan agama Islam di NTB mencapai 1:17. Kantor Wilayah Kemenag NTB, lanjut Jaelani, selalu berkoordinasi intensif dengan Kementerian Agama terkait belum sempurnanya guru pendidikan agama Islam di NTB.
"Memang ini sering kita ungkap di pusat. Kita tetap koordinasi ke sentra soal belum sempurnanya dan juga dari kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan," kata Jaelani menambahkan.
Sumber: http://www.republika.co.id
Demikian yang dapat kami sampaikan informasi terkena Mendikbud Akui Jumlah Guru di Indonesia Masih Kurang. Semoga dapat bermanfaa.
Mendikbud Akui Jumlah Guru Di Indonesia Masih Kurang
Reviewed by informasi populer
on
Juli 09, 2017
Rating: